Selasa, 25 Agustus 2009

Sajakku

Menanti Embun Pencerahan

Pancaran surya menghangatkan badan
Memacu semangat hadapi liku kehidupan
Dalam kegelisahan yang setiap waktu menghantui
Terbesit dalam benak seribu harapan
Tidak disadari, semua datang dan pergi
Silih berganti mengiringi senandung religi

Meski segalanya telah dipanjatkan
Mulai dari Hamparan kata, sesekali memenuhi relung bathin
Hingga seseguk isak tangis menjelang pagi kegelisahan
Namun, kebesaran jiwa ketabahan hati
Sanggup menemani cintanya, karena cinta
Yang didasari atas cinta pada-Nya melebihi segalannya

Menunggu sejenak menanti embun pengharapan
Bagai seribu hari tanpa arti, dari penantian yang tak terkirakan
Tibalah makna sesungguhnya setetes embun pencerahan
Semarang, 2 Agustus 2008

PERJALANAN TANPA MAKNA
Kehadiran insan memenuhi sanubari bumi
Mengisi keramaian dari hiruk pikuknya peradaban
Sikap ramah mulai tersingkir jauh
Aura santun menghilang entah kemana
Berubah drastis menuju arah kecongkakan

Ibarat pesawat tanpa kendali
Terbang bebas menuju arah tak ada tujuan
Walau koridor kebajikan terbuka lebar
Masih saja berkelana membuntuti nafsu dunia

Proses panjang yang memerlukan keseimbangan
kemudian Sebuah keseimbangan,
seharusnya dilapisi daya spiritual tinggi
daya spiritual yang melahirkan kepekaan sosial
namun daya ini tidak mampu menemani kemana ia berlari
sehingga perjalananya hakiki tak bermakna
bahkan tiada kenangan indah berguna
seluruhnya hilang ditelan masa yang fana
Semarang,19 September 2008

SYUKUR BERKELANJUTAN
Langit menbentang dari berbagai penjuru tanpa tepi
Pancaran panas mustahil berhenti sebelum Dia berkehendak
Segala pemberian tiada tara dari Pemberi rizqi
Mengingat betapa sayang-Nya pada makhluk
Satu kata “syukur”,,,
mugkin mudah dikata tapi sukar dilaksana
Lebih sukar serasa dari pada menghapal
Nama-nama orang asing negeri tetangga

Kadang tak terbayang, apa yang telah diberikan alam
Dari hal terkecil sampai manusia tidak dapat mengurai
Apakah itu tidak cukup,atau sebatas timbal balik saja
Lantaran jerih payah menejemen dari khalifah fil ard semata
Apapun tendensi maupun tujuan mereka
Segalanya sudah digariskan

satu tugas mulia tetap diemban selama jantung berdetak
yakni selalu syukur berkesinambungan hingga berkelanjutan
Dan waktunya,,,
Kapan berahir dan kapan terakhir?
Semarang, 23 Septeber 2008
Doa dalam Kehampaan

Jiwa bergelora diruang hampa
Saat problema menerpa manisnya kehidupan
Liku fatamorgana yang tak kunjung jua
Menyiksa diri sampai sedemikian rupa
Menyita segala rasa dalam fikiran
Rasa gelisah………Rasa bahagia……..
Menyatu beraneka

Sungguh!
Doa merupakan media ampuh
Ikhtyar sebagai upaya nyata

Namun,,,,
Hanya dengan taufiq dan hidayah-Nya
Segala prahara ‘kan terasa mudah
Sungguh lemah tak berdaya manusia tercipta
Dibanding Sang Khaliqnya
Semarang, 15 Desember 2008


CAHAYA YANG TAK PADAM
Mutiara dikedalaman laut selalu dicari
Ditatap sejenak menyejukkan kesedihan yang suram
Kegundahan bertebaranpun sanggup diboati
Dengan sedetik senyum

Merekah sudah setangkai bunga rampai pencerahan
Berkat pesan mulia menuju jalan hakiki
Walau datangnya diahir daftar
Bagi ujung ular yang jauh dari kendali kepala
Keberadaanya menjadi panglima dari sederet panglima
Yang komandonya selalu menjadi pegangan
Tiada lepas dari genggaman

UTUSAN..meski kini hanya bayangan semu dipelapuk mata hati
Detak jantungku selalu terpatri saat gema habsyi dialunkan
Pancaran cahaya wajahmu takan pernah sirna
Sampai kita dipersuakan dikemudian hari nanti
Hingga cahaya penuntun kebenaran dipadamkan
Secara keseluruhan….
Semarang, 16 Januari 2009